Musim pendakian gunung sudah dibuka sejak bulan April kemarin, banyak para pendaki senior maupun pemula yang akan menuntaskan hasrat yang sudah tertahan untuk segera mengemas ransel dan memulai petualangan mereka.
Salah satu gunung yang menjadi target pendakian para pendaki, adalah Gunung Rinjani. Gunung berapi tertinggi kedua yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kali ini gue bakalan bagi-bagi info dan tips melakukan pendakian di Gunung Rinjani yang akan gue jabarkan dalam beberapa bagian (ps : jalur yang gue jabarkan adalah jalur naik via Sembalun Lawang dan turun via Desa Senaru)
MENUJU LOKASI
Pulau Lombok dapat diakses menggunakan moda transportasi udara ataupun via darat (dan laut). Jika menggunakan pesawat terbang, kalian akan tiba di Bandara Internasional Lombok yang berada di Praya. Jika menggunakan jalur darat (dan laut), kalian akan tiba di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.

Baik via bandara maupun pelabuhan, kalian akan memulai perjalanan menuju Desa Sembalun Lawang, dimana nantinya start pendakian dimulai. Angkutan umum tersedia, normalnya melalui Terminal Mandalika (Bertais) menggunakan Engkel (Elf) hingga sampai di Aikmel, memakan waktu sekitar 2 – 3 jam, dengan ongkos sekitar 20,000 rupiah. Di Aikmel, kalian harus berpindah transportasi menggunakan mobil pick up (mobil sayur) hingga sampai di Desa Sembalun Lawang, memakan waktu 1,5 jam dengan biaya 15,000 rupiah.

Sampai di Sembalun Lawang, minta berhenti di Rinjani Information Centre (RIC), dimana terdapat pos pendaftaran bagi para pendaki. Syarat pendaftaran membayar biaya registrasi, 5,000 rupiah/ hari bagi lokal (indonesian) atau 250,000 rupiah/ hari bagi interlokal (turis asing).
Note : bagi yang tidak mau ribet, bisa menyewa mobil pribadi sampai Sembalun Lawang, kisaran biaya 500,000 – 700,000 rupiah per sekali jalan untuk 1 mobil dengan kapasitas 4 – 5 penumpang.
MEMULAI PENDAKIAN
Setelah menyelesaikan pendaftaran, pendakian bisa dilakukan, biasanya pendakian tidak dimulai dari RIC, tapi dari jalur Bawak Nao, yang berjarak 15 menit dengan kendaraan dari RIC. Jalur Bawak Nao dipilih karena jarak tempuh yang lebih singkat 1 – 2 jam dari jalur pintu gerbang RIC.
Tipikal jalur Sembalun berupa savanna terbuka dengan jalur yang sudah sangat jelas, jadi jangan takut nyasar. Pos 1 terletak di ketinggian 1,500 mdpl dengan jarak tempuh 1,5 – 2 jam dari start pendakian. Di sini biasanya pendaki hanya beristirahat sebentar saja, sebelum lanjut ke pos 2.
Pos 2 yang berada di ketinggian 1,800 mdpl berjarak 40 menit dari pos 1, terletak di lembahan savanna. Biasanya pendaki memilih untuk menginap di sini, karena area datar dan lapang yang luas serta terdapat sumber air. Jika masih sanggup melanjutkan pendakian ke pos 3, bisa saja memilih bermalam di pos 3 yang berjarak 1 – 1,5 jam dari pos 2.



Pos 3 terletak di atas sungai mati di ketinggian 1900 mdpl, area lapangnya tidak terlalu luas dan sumber air agak jauh dan susah, tetapi banyak pendaki yang memilih bermalam di sana, agar menghemat waktu saat akan menuju Plawangan Sembalun via Bukit Penyiksaan.

Bukit Penyiksaan? Ngeri banget namanya ya ! Karena memang seperti itu, deretan bukit tiada akhir yang terus menanjak membuat diri terasa tersiksa. Dulu ada sih jalur Bukit Penyesalan (di seberang Bukit Penyiksaan) tapi sudah tidak digunakan karena jarak tempuh yang lebih jauh lagi.
Mendaki Bukit Penyiksaan biasanya dimulai pagi hari, sekitar jam 8 atau 9 pagi, dan baru akan sampai di Plawangan Sembalun (camp area sebelum summit) sekitar pukul 1 atau 2 siang. Saran gue, siapkan persediaan air cukup banyak, karena sepanjang jalur Bukit Penyiksaan tidak ada sumber air, sumber air selanjutnya hanya ada di Plawangan Sembalun.


Tiba di Plawangan Sembalun, carilah tempat mendirikan tenda yang aman dari terjangan angin, serbuan monyet – monyet (di Plawangan Sembalun, monyetnya nakal loh !), dan dekat dengan sumber air. Sumber air terletak di lerengan Plawangan, debitnya cukup besar.
Note : jika kalian ingin memasang target ke Plawangan Sembalun dalam 1 hari, pendakian sebaiknya dimulai dari subuh, sekitar jam 5 pagi. Banyak tersedia homestay murah untuk bermalam di Sembalun Lawang.
MELAKUKAN PENDAKIAN KE PUNCAK RINJANI
Dari Plawangan Sembalun, pendakian menuju puncak biasanya dimulai saat tengah malam, sekitar jam 1 atau 2 dini hari. Persiapkan bekal perjalanan berupa air minum (lebih bagus air hangat dalam termos kecil) dan beberapa kue/ energi bar/ coklat. Perjalanan menuju puncak, memakan waktu sekitar 4 – 6 jam, jalur yang akan dilalui berupa tanah berpasir yang cukup licin. Hati – hati juga saat menuju puncak karena jalur yang akan dilalui, terdapat jurang di kiri dan kanan, lebih baik pelan asal selamat.

Saat di puncak, sebisa mungkin jangan terlalu lama, selain jika semakin siang kabut akan tebal, ingat juga bahwa setelah puncak kalian akan melanjutkan perjalanan menuju Danau Segara Anak.
Note : saat pendakian menuju puncak, jika semua tim melakukan pendakian, sebaiknya barang berharga (dompet, kamera, hp, dll) dibawa naik saja, dan lebih baik lagi jika pintu tenda bisa digembok dengan gembok kecil, karena tak bisa dipungkiri banyak kasus kehilangan akibat ulah tangan jahil.
PERJALANAN MENUJU DANAU SEGARA ANAK
Setelah sukses melakukan summit attack, pilihan sebenarnya ada dua, apakah pulang kembali via jalur Sembalun lagi atau lanjut kembali ke Danau Segara Anak. Tapi gue nyaranin sih, kalau masih sanggup dan sehat, lanjut aja ke Danau Segara Anak.
Pastikan turun menuju Danau Segara Anak sebelum pukul 3 siang, karena jarak tempuh yang cukup jauh dan berbahaya. Jarak tempuh normalnya 2 – 3 jam, dan jalurnya berbahaya karena melalui pinggiran tebing curam yang berbatu, akan sangat beresiko jika berjalan malam hari.

Camp ground Danau Segara Anak cukup luas, favorit para pendaki, karena view yang ditawarkan sangat indah. Jika cukup waktu dan perbekalan luangkan waktu 3 hari 2 malam di sini.

Selain beristirahat dan melepas lelah, banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan di Danau Segara Anak dan sekitarnya, antara lain berendam di air panas alami, memancing, bahkan jalan-jalan ke Gua Susu dan Gua Taman yang jarak tempuhnya 30 menit dari camp ground (searah dengan Jalur Torean).



Sumber air tersedia di Danau Segara Anak, bukan air danaunya ya, tapi berjarak sekitar 200 meter searah dengan pemandian air panas.
Note : hati – hati jika mandi di pemandian air panas (yang berbentuk kolam dengan air terjun) dekat sumber mata air, karena sejauh ini sudah ada 3 kasus korban tenggelam dan tewas di sana. Sebaiknya mandi di pemandian pertama, letaknya di atas, yang berbentuk kolam kecil dengan kedalam sepaha dewasa.
PERJALANAN PULANG VIA JALUR SENARU
Perjalanan pulang dari Danau Segara Anak menuju Desa Senaru, sebaiknya dimulai dari pagi hari, sekitar maksimal pukul 9 pagi. Karena, perjalanan kali ini akan menjadi perjalanan panjang dengan jarak tempuh yang cukup jauh.
Perjalanan akan dimulai dari melipir pinggir danau, kemudian nanti akan berbelok menuju jalur naik ke Batu Ceper, check point sebelum melanjutkan perjalanan ke Plawangan Senaru.

Dari Batu Ceper menuju Plawangan Senaru, harus ekstra hati-hati saat berjalan, karena jalur yang akan dilalui adalah pinggiran tebing dengan jurang yang dalam, lebar jalur pun tak lebih dari 2 meter saja. Memang ada dibuatkan pegangan di jalur yang rawan, tapi tetap harus hati-hati karena pegangannya pun banyak yang ringkih.

Dari camp ground di danau menuju Plawangan Senaru memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Setelah sampai di Plawangan Senaru, ambil jalur yang ke arah kanan, jangan ke kiri atau kalian akan nyasar ke Jalur Santong ! ambil jalur yang ke arah bukit bebatuan, sampai nanti akan ketemu deretan cemara di bawah. Dari sana, kalian sudah bisa melihat Pos Ekstra berada.
Pos ekstra menuju pos 3 didominasi lahan terbuka, berbatu dan berpasir. Konturnya cukup curam, hati-hati saat melangkah atau akan terperosok. Mendekati pos 3, akan mulai didominasi oleh hutan. Pos 3 sendiri biasanya digunakan sebagai tempat istirahat makan siang, seain lahannya luas, ada sumber air juga di sana. Jarak dari Pos Ekstra ke Pos 3 adalah 1 jam perjalanan.
note : jika kemalaman sebaiknya menginap di Pos 3 Senaru, karena jalan malam di Jalur Senaru sangat tidak disarankan, rentan nyasar dan sepanjang jalur banyak akar pohon yang berbahaya jika sampai tersandung.
Perjalanan dari Pos 3 ke Pos 2 adalah yang terjauh, biasanya memakan waktu 2 jam dengan kecepatan jalan setengah berlari. Tanda mendekati Pos 2 adalah terdapat banyak pandan hutan di sepanjang jalurnya. Pos 2 jarang digunakan sebagai tempat menginap, selain karena sumber air yang jauh dan tidak bersih, juga karena cerita keangkeran Pos 2 itu sendiri.
Dari Pos 2 menuju Pos 1 nanti akan bertemu dengan Pos Ekstra lagi, total waktu tempuh Pos 2 ke Pos Ekstra adalah 45 menit, begitu pula dari Pos Ekstra menuju Pos 1. Setelah melewati Pos 1, target selanjutnya adalah ke Pintu Hutan Senaru. Jalan menuju Pintu Hutan Senaru sudah landai, jarak tempuh sekitar 40 menit perjalanan saja.
Pintu Hutan Senaru ditandai dengan adanya gerbang, didekatnya pun ada warung. Jika kemalaman sampai di Pintu Hutan Senaru, kalian bisa menumpang menginap di Warung tersebut, biasanya akan dipersilahkan tidur di berugak (bale-bale) yang tersedia, gratis ! tapi alangkah baiknya jika membeli penganan atau minuman di sana sebagai ucapan terima kasih.

Jika merasa masih kuat melanjutkan perjalanan, silahkan berjalan kembali menuju Desa Senaru dengan jarak tempuh 30 menit melewati jalan setapak. Di Desa Senaru tersedia banyak homestay dengan harga yang bervariatif, atau kalau mau hemat, ada juga warung-warung yang bisa ditumpangi atau tidur saja di berugak yang ada di Rinjani Trekking Centre (RTC), pos pendaftaran pendaki di Desa Senaru.

MENUJU MATARAM VIA SENARU
Pulang menuju Mataram (atau Bandara/ Gili/Senggigi) dari Desa Senaru agak tricky jika memakai angkutan umum. Tidak ada mobil pick up atau Elf yang naik hingga Desa Senaru (kecuali sudah pesan terlebih dahulu), yang ada kalian harus memakai ojek menuju Ancak atau Anyar, desa yang berada di Bayan. Dengan ojek biayanya 25,000 rupiah dengan jarak tempuh sekitar 10 Km. Dari Ancak/ Anyar baru kalian mencari Elf menuju Mataram dengan biaya sekitar 30,000 rupiah dan waktu tempuh 2-3 jam.
Kalau tidak mau repot, bisa menyewa mobil dengan tarif sekitar 500,000 – 700,000 rupiah sekali jalan dengan kapasitas hingga 5 penumpang. Menyewa mobil, tinggal cari saja tourist information atau homestay terdekat.
TIPS – TIPS
- Persiapkan fisik kalian sebaik mungkin, sering – sering jogging dan sprint untuk menguatkan otot kaki dan menambah stamina. Karena jalur Gunung RInjani sendiri terhitung Intermediate – Hard.
- Perbekalan harus dipersiapkan sebaik mungkin, dengan perhitungan kalori yang baik (jangan makan mie instan mulu ya !). Bawalah perbekalan yang tinggi kalori dan protein, snack semacam energy bar atau coklat sangat disarankan. Oh iya, perhitungan perbekalan harus dilebihkn, contoh perhitungan gue, berapa lama mendaki + 1 hari ekstra, karena kita tidak tahu keadaan darurat apa yang bisa terjadi.
- Perlengkapan pun harus mumpuni, angin kencang dan dingin bisa jadi musuh utama di Rinjani. Gue udah pernah liat tenda pendaki patah framenya karena angin kencang, juga sampai ada yang hampir terbang karena tidak dipasak yang baik.
- Packing sebaik mungkin perbekalan dan perlengkapan, sering – sering pantau situs prakiraan cuaca, karena sungguh mendaki di musim hujan itu ga ada nikmatnya, apalagi kalau packing ga benar. Cara packing yang benar udah banyak tutorialnya di Google.
- Di area camp ground, please jaga tingkat kegaduhan, apalagi yang mendaki dalam kelompok besar. Hey, gunung bukan hanya milik kalian, banyak pengunjung lain yang juga ingin menikmati ketengangan di alam. Gue pernah liat tuh, sekelompok pemuda asal Jekardah, dihardik oleh porter karena mereka ributnya keterlaluan saat malam jam istirahat.
- Jangan berkata kotor, membawa jimat, dan bertindak mesum selama di Rinjani. Percaya ga percaya, gue pernah ngalamin banyak kejadian diluar akal sehat gegara salah satu teman di tim gue bawa jimat saat mendaki.
- Bagi yang ga mau repot, ada baiknya memakai jasa trekking organizer, trip yang ditawarkan ada yang 2 Day 1 Night, 3 Day 2 Night, atau 4 Day 3 Night. Harga bervariasi, tergantung fasilitas apa saja yang didapatkan. Salah satu trekking organizer yang terkenal adalah John’s Adventure atau Rudy Trekker.
- Ingat, prinsip mendaki adalah Pergi Sehat, Pulang Selamat, Puncak Bukan Segalanya.
- terakhir, tetap terapkan pendakian yang ramah pada lingkungan, sampah anorganik bawa turun ! naik gunung kuat, masa bawa sampah turun ga ? Take nothing but picture, leave nothing but footprint, and kill nothing but time !
- Happy trekking !
Sumber:
https://blohisme.wordpress.com/2017/05/20/panduan-mendaki-gunung-rinjani/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar